Hujan yang sudah turun berhari-hari ini membuat suasana menjadi sendu.
Kutatap jendela kantor yang basah oleh butir-butir air yang memenuhi seluruh dinding kantor. Memang, kantor ini dindingnya penuh dengan kaca. Jika matahari terik bersinar, maka ruangan ini juga akan ikut hangat.
Sejak kecil aku suka hujan, suka bau khas tanah kering yang tersiram air, membuat suasana segar.
Tapi hujan ini sudah berlangsung berhari-hari membuat tanah kering tidak hanya basah, tapi juga menggenang dan banjir.
Alangkah asyiknya jika aku tidak perlu kekantor hari ini. Melewatkan waktu dirumah, minum teh panas sambil menonton tv di sofaku yang nyaman, sambil berpelukan dengan selimut tebal.
Yah benar,, berpelukan dengan selimut tebal. Its sounds pathetic, tp nyaman.
Pikiranku melayang ketika aku kecil.
Jika hujan seperti ini, aku pasti tidak bisa main diluar dan tidak diperbolehkan main keluar.
Maka aktifitas yang bisa aku lakukan adalah main kartu dikasur dengan kakakku satu-satunya.
Kami akan memainkan permainan minum, membagikan semua kartu yang ada dan disimpan dibawah bantal, tidak boleh saling mengintip, menutupi badan kami dengan selimut tebal. Saat itu, rasanya hangat, sangattttt menyenangkan. Bahagia. Kebahagiaan yang ditimbulkan dari hal kecil dan sepele, tapi aku merasa jadi anak yang paling beruntung. Kami tertawa, sesekali ribut karena berusaha mengintip kartu lawan main. Kami akan main sampai capai dan kemudian tertidur sampai menjelang sore, menunggu orang tuaku pulang.
Pikiranku aku tarik kembali kemasa kini, badanku ada disini, dikantor ini. Tapi jiwa dan pikiranku melayang entah dimana.
Kenapa susah sekali akhir-akhir ini mendapatkan kebahagiaan kecil, yang ditimbulkan dari hal yang kecil dan simple.
Kenapa akhir-akhir ini aku menjadi orang yang paling grumpy, murung, lekas marah. Huh aku bisa kena stroke kalo depresi ini aku pertahankan.
Tak bisakah aku merasakan kembali kehangatan, keceriaan, kenyamanan yang aku alami dulu, dimasa kecilku.
Tak bisakah aku kembali kemasa itu, dimana tak ada beban, tak ada masalah tak ada 1001 problematika yang harus aku cari jalan keluarnya.
Tiba-tiba alam sadarku kembali menguasai kepala dan pikiranku,, heyyy Wake up!!! huhhh
Tatapanku kembali melayang keluar, kebutir air yang menempel didinding kaca kantorku sambil kutarik laptop dengan berat hati untuk melanjutkan laporan yang sudah ditunggu oleh auditorku.
Kupegang erat gelas berisi teh hangat dimejaku, seolah-olah takut kehilangan hal kecil yang bisa menghangatkan hati dan jiwaku.